Kamis, 17 Januari 2008

Kambing Etawa


Penggemukan dan Budidaya Kambing Peranakan Etawa


Beternak kambing, merupakan salah satu usaha yang cukup menjanjikan. Pertama, karena beternak kambing tidak memerlukan lahan yang luas. Kedua, kambing memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan sehingga mudah dipelihara dan dikembangkan. Ketiga, untuk berkembang biak kambing tidak memerlukan waktu yang lama. Keempat, bahan pangan kambing tidak mahal harganya karena dapat memanfaatkan limbah pertanian. Dapat dicatat bahwa kambing merupakan sumber protein yang bernilai gizi tinggi.

Beternak kambing, merupakan salah satu usaha yang cukup menjanjikan. Pertama, karena beternak kambing tidak memerlukan lahan yang luas. Kedua, kambing memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan sehingga mudah dipelihara dan dikembangkan. Ketiga, untuk berkembang biak kambing tidak memerlukan waktu yang lama. Keempat, bahan pangan kambing tidak mahal harganya karena dapat memanfaatkan limbah pertanian. Dapat dicatat bahwa kambing merupakan sumber protein yang bernilai gizi tinggi.

Pangsa pasar kambing tergolong baik, karena kambing disamping sangat dibutuhkan masyarakat sebagai sumber pangan dan gizi juga peluang ekspornya masih terbuka. Menurut Direktorat Jenderal Peternakan, Departemen Pertanian, Indonesia mempunyai peluang untuk mengekspor kambing 3 juta ekor setiap tahunnya ke Malaysia dan Timur Tengah. Peluang pasar untuk ternak kambing yang begitu besar telah mendorong LIPI melalui Program Iptekda bekerja sama dengan Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Airlangga untuk memberdayakan masyarakat Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan melalui usaha penggemukan dan pembudidayaan kambing peranakan etawa. Melalui usaha ini diharapkan dapat ditingkatkan pendapatan masyarakat dan perbaikan ekonomi masyarakat.

Mengapa Kambing Peranakan Etawa Kambing peranakan etawa adalah kambing hasil persilangan antara kambing kacang dan kambing etawa. Hasil persilangan ini mengakibatkan bentuk tubuhnya berada di antara kambing etawa dan kambing kacang dengan ciri-ciri sebagai berikut.

-panjang telinga berkisar antara 18-30 cm;

-bobot badan jantan dewasa 40 kg sedangkan yang betina 35 kg;

-Tinggi pundak berkisar 76-100 cm;

-Warna bulu bervariasi dari cokelat sampai hitam

Jenis kambing ini sangat baik untuk digemukan dan dibudidayakan karena dagingnya disukai masyarakat karena lebih empuk dan lebih gurih, daya reproduksi dan pertumbuhan berat badannya relatif cepat. Berat badan kambing peranakan etawa dapat mencapai 68 - 91 kg sehingga cocok untuk dijadikan ternak penghasil daging. Terlepas dari itu semua, kambing peranakan etawa mempunyai harga jual yang baik. Sebagai contoh dapat dikemukakan seekor kambing peranakan etawa yang dibeli dengan harga Rp.300.000,00 setelah digemukkan selama 4 bulan harga jualnya dapat mencapai Rp.750.000,00.

Cara Pemeliharaan yang Baik

Cara-cara memelihara kambing yang saat ini banyak dilakukan oleh masyarakat pedesaan ternyata kurang menguntungkan. Pemberian pakan hanya sekadarnya saja, bahkan tidak jarang kita jumpai kambing itu dilepas begitu saja untuk mencari makan sendiri serta pembuatan kandang yang kurang memenuhi persyaratan. Cara beternak kambing secara tradisional yang seperti ini harus ditinggalkan. Berikut ini adalah cara-cara beternak kambing secara intensif yang diperkenalkan kepada peternak di Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan oleh Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Airlangga yang dikoordinasikan oleh Sdr. Budi Utomo, M.Si., drh..

1. Pembuatan kandang

Kandang yang sesuai untuk melakukan pemeliharaan kambing secara intensif sebaiknya dibuat dengan menggunakan sistem panggung. Luas kandang yang ideal untuk seekor kambing adalah 1 meter persegi. Agar kambing terlindung dari hujan dan cuaca buruk, maka kandang itu perlu diberi atap dan tutup samping agar kambing tidak dapat bebas berkeliaran.
Setelah kandang selesai dibuat, langkah selanjutnya yaitu mensterilkannya agar bebas kuman.

2. Pengadaan kambing

Kambing yang akan digemukkan dan dibudidayakan sebaiknya didatangkan dari peternakan yang sudah terpantau kesehatannya dan berkualitas baik. Pemilihan kambing dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut.

a. Tidak terserang penyakit dan tidak cacat tubuh

b. Berumur antara 1,5-2 tahun

c. Memiliki garis punggung lurus

d. Tumitnya tinggi

e. Tubuhnya berpenampilan gagah dan lincah.

Setelah kambing tiba di kandang, kemudian diberikan vitamin selama 2 minggu untuk menghilangkan stres yang dialami selama dalam perjalanan.

3. Pemberian pakan

Pakan yang diberikan dapat terdiri dari konsentrat dan dedak dengan perbandingan 1: 3 atau penggabungan beberapa bahan pakan dengan perbandingan dedak sebanyak 50%, bungkil kelapa 25%, tepung jagung 15%, bungkil kacang tanah 8%, garam dapur 1%, tepung tulang 0,5% dan kapur 0,5% Sebagai pakan tambahan kepada kambing dapat diberikan rumput rumput, seperti: rumput gajah, rumput setaria, rumput benggala, rumput raja dan rumput alam dan dedaunan, seperti daun lamtoro, daun turi, daun gamal, daun kacang dan daun kaliandra. Pakan tambahan itu dapat diberikan sebanyak 15 - 20% dari berat badan kambing.

Untuk memacu pertumbuhan berat badan, dapat diberikan growth stimulant (GS) berupa Bio-N-Plus. Bahan ini mengandung premix vitamin dan premix mineral yang merupakan campuran dari berbagai vitamin dan mineral mikro yang digunakan dalam ransum pakan (sebesar 0,5%).

4. Pembuatan meter lingkar dada

Meter lingkar dada dibuat untuk mengetahui berat badan kambing yang memakai rumus (X + 22) kuadrat/100. Sebagai contoh lingkar dada seekor kambing 40 cm = X, maka berat badan kambing tersebut adalah (40+22) kuadrat dibagi 100 sama dengan 38,44 kg.

http://www.iptekda.lipi.go.id/root/buletin_detail.asp?Berita_id=115